Tulisan ini
memang enak dibaca, direnungkan dan dinikmati....
(tapi hanya oleh orang “dewasa”).
July 21, 2013 at 10:32am
Oleh: Joko T.
T = Apakah Yesus itu Tuhan atau dipertuhankan?
Kalau Yesus itu bukan Tuhan, lantas siapa Tuhan yang sebenarnya?
J = Yesus memang Tuhan, artinya Tuan. Dalam bahasa
Inggris tulisannya Lord Jesus. Dalam bahasa Jawa Gusti Yesus. Tuhan itu istilah
Kristen, artinya Tuan. Dalam perkembangannya, muncul salah kaprah, seolah-olah
Tuhan artinya Allah. Itu tidak benar. Tuhan dalam makna aslinya adalah Tuan,
bahasa Arabnya Robbi, bukan Allah. Tuhan Yesus artinya Tuan Yesus. Robbi Isa
dalam bahasa Arab. Rabbi Y'shua dalam bahasa Ibrani. Sama sekali bukan Allah.
Masih seperti itu maknanya sampai detik ini.
T = Tapi kadang umat kristiani memaknainya berbeda,
dan umat muslim dengan antusias mengolok-oloknya, mengkafirkannya!
J = Ada Dogma Trinitas yg muncul pada abad ke 4 M.
Didefinisikan Allah satu, terdiri dari tiga pribadi. Allah Bapa, Allah Putra
dan Allah Roh Kudus. Tetapi itu cuma pemikiran. Bukan berarti benar-benar ada
demikian. Dogma artinya ajaran yg dibuat oleh manusia, dan tidak boleh
dipertanyakan, haram. Solusinya adalah buang itu dogma. Tidak usah pakai dogma
Trinitas, dan anda tetap akan bisa hidup. Tidak lebih dan tidak kurang.
Orang-orang Kristen awal juga tidak pakai Trinitas. Mereka mengakui Yesus
sebagai Tuhan/Tuan, Robbi/Rabbi, dan tidak kenal Trinitas. Sekarang Trinitas
menjadi bagian dari syahadat Kristen, di Katolik maupun Protestan. Bisa dipakai
kalau orang mengerti bahwa itu ajaran spiritual. Sangat spiritual. Simbolik.
Allah Bapa adalah simbol kesadaran manusia. Allah Putra adalah simbol diri kita
sendiri. Dan Allah Roh Kudus adalah simbol energi kita. Semuanya menceritakan
tentang diri kita sendiri. Sebagai manusia. Dan tidak ada hubungannya dengan
Allah-Allahan. Sayangnya banyak orang Kristen yg tidak sadar itu.
T = Yang diangkat ke langit itu bukan Yesus,
melainkan Nabi Isa AS yang diamanati oleh Allah SWT, mengajarkan apa yang
tertulis di dalam Injil yang asli, bukan yang sudah dimanipulasi, dan Nabi Isa
akan diturunkan ke bumi nantinya untuk menghilangkan Dajjal bersama Imam Mahdi
di akhir zaman. Sedangkan Yesus itu merupakan orang yang diserupakan seperti
Nabi Isa AS, pada saat Nabi Isa dikejar dan akan dibunuh oleh orang yang
memusuhinya.
J = Kalau mau ngomong tentang Dajjal-Dajjalan, saya
bisa buktikan bahwa itupun asalnya dari kepercayaan Kristen. Namanya
Eskatologi, kepercayaan tentang akhir zaman. Islam copas itu dari ajaran
Kristen. Makanya tetap ada Isa AS disitu yang orang Kristen sebut dengan
panggilan Lord Jesus atau Tuhan/Tuan Yesus. Tapi saya kira khayalan tentang
akhir jaman itu tidak bermanfaat. Tidak ada nilai spiritualnya.
T = Isa Al-Masih adalah “seorang anak laki-laki
yang suci.” (Qs 19:19). Pernyataan ini didukung dalam Injil (Kisah Para Rasul
4:30). Jika kita menyelidiki Al-Quran maupun Alkitab, kita akan melihat bahwa
semua nabi lain pernah berdosa. Isa Al-Masih adalah satu-satunya nabi yang
tidak pernah berdosa. Dan HANYA Allah yang tidak berdosa! Kesimpulannya: Isa
Al-Masih adalah Tuhan karena Ia juga tidak pernah berdosa.
Isa Al-Masih diberi gelar “Kalimat Allah.” (Qs 3:35,
39; Injil, Rasul Yohanes 1:1) Jelas “Kalimat Allah” tidak mempunyai permulaan.
Jika ada permulaan, maka ada masa dimana Allah tidak berkalimat. Itu mustahil!
Karena Isa Al-Masih adalah “Kalimat Allah” maka Ia juga Allah.
Isa Al-Masih adalah “terkemuka di dunia dan di
akhirat.” (Qs 3:5; Injil, Surat Filipi 2:9-11). Disini kita melihat bahwa Ia
lebih dari semua nabi yang pernah hidup. Juga, Dia lebih dari semua malaikat.
Walaupun hal ini tidak membuktikan bahwa Isa Al-Masih adalah Tuhan, tapi jelas
memberi Dia kedudukan di atas semua mahluk di dunia dan di sorga.
Isa Al-Masih merupakan “Tiupan Roh dari Allah.” (Qs
4:171; Injil, Surat Filipi 1:19). Kita tahu bahwa Roh Allah kekal adanya. Jika
Isa Al-Masih adalah tiupan dari Roh Allah, Ia juga kekal adanya. Maka: Isa
Al-Masih adalah juga Tuhan.
Isa Al-Masih disebut “rahmat dari Kami [Allah].”
(Qs 19:21; Injil, Lukas 2:34; Injil, Surat Ibrani 2:17; Injil, Surat Titus
3:5). Jelas hanya Allah yang mempunyai rahmat. Jika Isa Al-Masih disebut
‘rahmat’ berarti Dia juga Tuhan.
Nabi Yesaya meramalkan bahwa seorang anak akan
dilahirkan dan akan diberi nama: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang
kekal, Raja Damai. Nubuat ini terdapat dalam Kitab Nabi-Nabi.
Yesaya 9:5-6 Nabi Mikha meramalkan bahwa akan
datang dari kota Betlehem seorang yang akan memerintah. Permulaannya sudah
sejak dahulu kala. Artinya Raja yang akan datang kekal adanya. Nubuat ini
mengenai kedatangan Isa Al-Masih dan memuat kenyataan bahwa Isa Al-Masih,
seperti Allah, kekal adanya. (Kitab Nabi-nabi, Mikha 5:1)
J = Itu
nubuatan nabi-nabi Yahudi mengandung makna spiritual. Ya, Yesus menjadi Tuan
dari manusia. Ya, Yesus Kalimatullah. Lalu anda terima Yesus sebagai Tuan dari
anda sendiri. Anda mengikutinya, dan lalu anda menjadi Yesus sendiri. Dengan
kata lain, andalah Yesus. Ini ajaran esoterik Kristen. Tidak diajarkan di
gereja-gereja. Anda harus mengertinya secara intuitif. Untuk anda pribadi dan
mereka yg bisa mencapai tingkat itu.
T = Lalu Siapakah Tuhan Yang Sebenarnya?
J = Kalau pakai kata Tuhan, artinya Tuan. Siapa yg
mau anda pertuan tentu saja ditentukan anda sendiri. Bisa apa saja. Bisa benda
konkrit atau tidak konkrit. Bisa manusia hidup ataupun mati. Bisa diri anda
sendiri. Bisa Allah. Bisa Dajjal. Bisa Setan. Siapa saja. Suka-suka anda saja.
Ini batu sandungan yg berat sekali untuk anda yg
berbahasa Indonesia. Mereka yg pakai bahasa Inggris tidak seberat ini. Beratnya
kenapa? Karena ada pelesetan itu. Arti salah kaprah yg dianggap benar. Padahal
tidak benar. Kalau anda bisa membedakan kata Tuhan dan Allah, maka perjalanan
spiritual anda akan lebih lancar. Contoh kata Tuhan dalam penggunaan umum
adalah Kanjeng dan Gusti. Anda bisa menyebut siapapun yg anda ikuti sebagai
Kanjeng atau Gusti. Atau Tuan, yg dalam hal ini pakai h, tapi artinya tetap sama.
Itulah Tuhan menurut pengertian asli. Artinya Tuan, Kanjeng, Gusti. Bukan
Allah. Jangan dipelesetkan! Walaupun arti pelesetan atau salah kaprah sudah
menjadi-jadi, Joko tetap bertahan pada pengertian asli.
Pengertian keilahian dalam kekristenan awal mirip
sekali dengan pengertian keilahian dalam keislaman. Mirip sekali. Kita tidak
membicarakan syariat, melainkan pengertian keilahian. Nabi Muhammad itu
Kristen, pengertiannya adalah pengertian keilahian menurut Kristen awal. Bukan
Kristen yg masuk ke Eropa. Tapi, bahkan kita tidak bisa membahas apa yg
sebenarnya dipercaya oleh Nabi Muhammad. Orang akan panik dan membawa-bawa
syariat. Dan yg Kristen akan panik dan berpegangan kepada hasil konsili Nicea
di tahun 325 M dimana Dogma Trinitas disahkan.
Kristen awal tidak seperti itu. Kristen awal mirip
kepercayaan Muhammad sebelum dibakukan dan tidak boleh dipertanyakan. Memang
bebas menentukan apa yg baik. Itu Kristen awal. Dan itu juga Islam awal.
Semuanya jalan spiritual, sebelum menjadi agama. Setelah jadi agama, segalanya
baku. Beku.
Nabi Muhammad penganut Kristen dengan satu bukti
jelas, yaitu percaya Yesus. Kalau percaya Yesus, otomatis anda menjadi Kristen.
Tidak perlu dibaptis dan menjadi anggota gereja seperti propaganda selama ini.
Bagi Kristen yg masuk ke Arabia, tanda menerima kekristenan adalah disunat. Yg
masuk ke Barat menghapuskan sunat, yg masuk ke Arabia justru melestarikannya.
Yg di Barat membuat Dogma Trinitas, yg di Arabia tetap mengambangkan status
Yesus. Setengah ilahiah, tapi tidak didefinisikan lebih lanjut lagi.
Status Yesus yg mengambang seperti itu membawa
perpecahan di Barat, sehingga akhirnya dipaksakanlah Dogma Trinitas. Demi
persatuan politik. The rest is history.
Sekali lagi, kerancuan kata Tuhan cuma ada di
bahasa Indonesia saja. Di bahasa-bahasa lain tidak ada. Mulai rancu sejak
istilah khas Kristen itu diambil-alih secara meluas dan diberikan arti baru.
Tuhan artinya Tuan bagi orang Kristen. Dari dulu sampai detik ini tetap berarti
Tuan. Kalau yg dimaksud adalah Allah, orang Kristen akan pakai istilah Allah.
Kalau orang Kristen pakai kata Tuhan thok, maka kita masih bisa bertanya lebih
jauh. Tuhan atau Tuan mana yg dimaksud? Bisa berarti Tuhan atau Tuan Yesus.
Bisa juga berarti Tuhan atau Tuan Allah. Di Islam, yg ikut-ikutan pakai istilah
Tuhan juga, Tuhan otomatis berarti Allah. Makanya, untuk menghindari kerancuan,
anda perlu jelaskan pakai istilah Tuhan menurut pengertian yg mana.