Iman Katolik itu adalah HUBUNGAN PRIBADI dengan Tuhan. Tapi dalam iman Katolik, hubungan pribadi itu dalam sebuah kebersamaan Gereja. Iman Katolik bukan iman yang hubungan pribadi dengan Tuhan yang individual. Juga iman Katolik itu bersifat sejarah keselamatan.
Oleh karena itu, dalam penghayatannya dalam dunia majemuk perlu disadari bersama. Bahwa ada pengalaman dengan alam semesta dsb yang boleh jadi meneguhkan iman katolik kita, itu perlu ditata dalam kerangka hubungan pribadi masing-masing kita dengan Tuhan (tidak terjebak justru pelan-pelan menggeser iman katolik), dalam proses sejarah keselamatan yang juga menjadi sejarah hidup Gereja dan sejarah hidup masing-masing kita, dan juga dalam kesadaran iman katolik sebagai sebuah kebersamaan dalam Gereja.
Iman katolik sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan dapat disimak dalam panggilan Musa, panggilan nabi Yesaya, juga panggilan para rasul, dan juga peristiwa panggilan Paulus dll. Semua adalah kontak pribadi - hubungan pribadi antara Tuhan dg manusia.
Kebersamaan itu tampak justru dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Kebersamaan itu dihayati dalam Gereja yang masih berjuang di dunia, Gereja yang sudah bahagia di sorga dan Gereja yang masih butuh penyucian di api penyucian. Oleh karena itu, dalam iman katolik tidak ada konsep beriman individual, di mana orang bisa hidup beriman katolik dalam kesendiriannya tanpa menggereja.
Sejarah keselamatan terus berjalan dalam sejarah dari alfa sampai omega. Jadi tidak sesuai bila orang mengibaratkan sebagai roda yang mana ada bagian yang kadang di atas, kadang dibawah. Juga tidak bisa dihayati sebagai hal yang tetap-statis, tetapi selalu bersama dalam hubungan pribadi dengan Tuhan yang bangkit dan hidup. TRADISI Suci dalam Gereja itu adalah wujud iman katolik yang terus menyejarah.
Banyak gagasan disampaikan, baik secara lisan dalam bentuk ceramah, juga dari para motivator, dan ada yang dituliskan sebagai buku atau teks lain, bisa di internet dsb yang penyebarannya bisa luas dan intensif. Tidak semua gagasan perlu diimani. Seperti halnya orang belajar ilmu-ilmu di sekolah, semua itu berguna untuk manusia, tapi bukan iman katolik. Bahkan seorang dapat mempelajari ilmu agama-agama yang ada di dunia ini, tapi semua pengetahuan itu bukan iman katolik.
Semoga banyak gagasan yang dimunculkan tetap dalam posisinya sebagai hal yang boleh dan bisa terjadi di dunia manusia yang rasional dan manusiawi, tetapi iman katolik itu hubungan pribadi dg Tuhan (Yang adalah Pribadi), dalam kesatuan Gereja, dan dihayati dalam sejarah keselamatan.
Oleh karena itu, dalam penghayatannya dalam dunia majemuk perlu disadari bersama. Bahwa ada pengalaman dengan alam semesta dsb yang boleh jadi meneguhkan iman katolik kita, itu perlu ditata dalam kerangka hubungan pribadi masing-masing kita dengan Tuhan (tidak terjebak justru pelan-pelan menggeser iman katolik), dalam proses sejarah keselamatan yang juga menjadi sejarah hidup Gereja dan sejarah hidup masing-masing kita, dan juga dalam kesadaran iman katolik sebagai sebuah kebersamaan dalam Gereja.
Iman katolik sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan dapat disimak dalam panggilan Musa, panggilan nabi Yesaya, juga panggilan para rasul, dan juga peristiwa panggilan Paulus dll. Semua adalah kontak pribadi - hubungan pribadi antara Tuhan dg manusia.
Kebersamaan itu tampak justru dalam Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Kebersamaan itu dihayati dalam Gereja yang masih berjuang di dunia, Gereja yang sudah bahagia di sorga dan Gereja yang masih butuh penyucian di api penyucian. Oleh karena itu, dalam iman katolik tidak ada konsep beriman individual, di mana orang bisa hidup beriman katolik dalam kesendiriannya tanpa menggereja.
Sejarah keselamatan terus berjalan dalam sejarah dari alfa sampai omega. Jadi tidak sesuai bila orang mengibaratkan sebagai roda yang mana ada bagian yang kadang di atas, kadang dibawah. Juga tidak bisa dihayati sebagai hal yang tetap-statis, tetapi selalu bersama dalam hubungan pribadi dengan Tuhan yang bangkit dan hidup. TRADISI Suci dalam Gereja itu adalah wujud iman katolik yang terus menyejarah.
Banyak gagasan disampaikan, baik secara lisan dalam bentuk ceramah, juga dari para motivator, dan ada yang dituliskan sebagai buku atau teks lain, bisa di internet dsb yang penyebarannya bisa luas dan intensif. Tidak semua gagasan perlu diimani. Seperti halnya orang belajar ilmu-ilmu di sekolah, semua itu berguna untuk manusia, tapi bukan iman katolik. Bahkan seorang dapat mempelajari ilmu agama-agama yang ada di dunia ini, tapi semua pengetahuan itu bukan iman katolik.
Semoga banyak gagasan yang dimunculkan tetap dalam posisinya sebagai hal yang boleh dan bisa terjadi di dunia manusia yang rasional dan manusiawi, tetapi iman katolik itu hubungan pribadi dg Tuhan (Yang adalah Pribadi), dalam kesatuan Gereja, dan dihayati dalam sejarah keselamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar